Open Source



PENJELASAN TENTANG OPEN SOURCE


    Open source software adalah istilah yang digunakan untuk software yang membuka/membebaskan source codenya untuk dilihat oleh orang lain dan membiarkan orang lain mengetahui cara kerja software tersebut dan sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada pada software tersebut. Dan yang menarik dan salah satu keunggulannya adalah bahwa Open source software dapat diperoleh dan digunakan secara gratis tanpa perlu membayar lisensi. Biasanya orang mendapatkan software ini dari internet. Salah satu open source software yang terkenal yaitu Linux.


        Keberadaan open source software ini sangat ditunjang oleh internet. Mula-mula Open source software diambil dari internet kemudian digunakan oleh orang dan diperbaiki apabila ada kesalahan. Hasil perbaikan dari open source ini kemudian dipublikasikan kembali melalui internet yang memungkinkan orang lain menggunakan dan memperbaikinya. Dan begitulah seterusnya. Saat ini sangat mudah mendapatkan open source software di internet.
        Pengembangan open source software melibatkan banyak orang dari berbagai penjuru dunia yang berinteraksi melalui internet. Maka bermunculanlah berbagai macam software yang dibuat berbasis open source ini yang dipublikasikan melalui internet. Pola open source ini telah melahirkan developer-developer handal dari berbagai penjuru dunia.
         Dengan pola open source orang dapat membuat dan mengembangkan apa yang disebut dengan free software. Software ini dapat digunakan tanpa perlu membayar lisensi atau hak cipta karena memang dikembangkan dengan pola open source. Jadi, dengan pola open source orang dapat mengembangkan software dan mempublikasikannya dengan bebas melalui internet. Maka tidak heran apabila kita akan banyak menemukan free software ini di internet dan bisa secara bebas mendownloadnya tanpa perlu membayar uang sepeser pun kepada pengembang software tersebut.
           Initiative (OSI) adalah sebuah lembaga nirlaba yang dibentuk untuk mendidik sekitar dan advokasi untuk manfaat dari open source dan untuk membangun jembatan antara berbagai konstituen dalam komunitas open source.
    Salah satu kegiatan kita yang paling penting adalah sebagai badan standar, mempertahankan Open Source Definition untuk kebaikan masyarakat. Salah satu kegiatan kita yang paling penting adalah sebagai standar badan, Mempertahankan Open Source Definition untuk kebaikan masyarakat. Open Source Initiative Disetujui Lisensi merek dagang dan program menciptakan perhubungan kepercayaan di sekitar mana para pengembang, pengguna, perusahaan dan pemerintah dapat mengatur sumber-terbuka kerjasama. Open Source Initiative Disetujui Lisensi program dan merek dagang Menciptakan Perhubungan Kepercayaan di sekitar mana para pengembang, pengguna, perusahaan dan pemerintah dapat sumber-terbuka Mengatur kerjasama.


Sejarah Open Source ( Sistem Operasi )




          Open source adalah istilah untuk software yang kode programnya disediakan oleh pengembangnya untuk umum agar dapat dipelajari cara kerjanya, diubah atau dikembangkan lebih lanjut, dan disebarluaskan. Jika pembuat program melarang orang lain untuk mengubah dan atau menyebarluaskan program buatannya, maka program itu bukan open source, meskipun tersedia kode programnya.

          Open source merupakan salah satu syarat free software. Free software pasti open source software, namun open source software belum tentu free software. Contoh free software adalah Linux. Contoh open source software adalah FreeBSD. Linux yang berlisensi free software tidak dapat diubah menjadi berlisensi tidak free software, sedangkan FreeBSD yang berlisensi open source software dapat diubah menjadi tidak open source. FreeBSD (open source) merupakan salah satu dasar untuk membuat Mac OSX (tidak open source). www.opensource.org/licenses memuat jenis-jenis lisensi open source.
            Mulai tahun 1994-1995, server-server di ITB mulai menggunakan FreeBSD sebagai sistem operasinya. FreeBSD merupakan sistem operasi open source dan tangguh untuk keamanan jaringan maupun server. Tetapi kemudian para administrator jaringan di Computer Network Research Group ( CNRG ) ITB lebih menyukai laptop Mac dengan sistem operasi Mac OS X yang berbasis BSD daripada sistem operasi lain
          Istilah open source (kode program terbuka) sendiri baru dipopulerkan tahun 1998. Namun, sejarah peranti lunak open source sendiri bisa ditarik jauh ke belakang semenjak kultur hacker berkembang di laboratorium-laboratorium komputer di universitas-universitas Amerika seperti Stanford, Berkeley, Carnegie Mellon, and MIT pada tahun 1960-an dan 1970-an.
             Awalnya tumbuh dari suatu komunitas pemrogram yang berjumlah kecil namun sangat erat dimana mereka biasa bertukar kode program, dan tiap orang bisa memodifikasi program yang dibuat orang lain sesuai dengan kepentingannya. Hasil modifikasinya juga mereka sebarkan ke komunitas tersebut.
          Perkembangan di atas antara lain dipelopori oleh Richard Stallman dan kawan-kawannya yang mengembangkan banyak aplikasi di komputer DEC PDP-10. Awal tahun 1980-an komunitas hacker di MIT dan universitas-universitas lain tersebut bubar karena DEC menghentikan PDP-10. Akibatnya banyak aplikasi yang dikembangkan di PDP-10 menjadi banyak yang kadaluarsa. Pengganti PDP-10, seperti VAX dan 68020, memiliki sistem operasi sendiri, dan tidak ada satupun piranti lunak bebas. Pengguna harus menanda-tangani nondisclosure agreement untuk bisa mendapatkan aplikasi yang bisa dijalankan di sistem-sistem operasi ini.





              Karena itulah pada Januari 1984 Richard Stallman keluar dari MIT, agar MIT tidak bisa mengklaim piranti-piranti lunak yang dikembangkannya. 
Dan tahun 1985 dia mendirikan organisasi nirlaba Free Software Foundation. Tujuan utama organisasi ini adalah untuk mengembangkan sistem operasi. Dengan FSF Stallman telah mengembangkan berbagai piranti lunak: gcc (pengompilasi C), gdb (debugger, Emacs (editor teks) dan perkakas-perkakas lainnya, yang dikenal dengan peranti lunak GNU. Akan tetapi Stallman dan FSFnya hingga sekarang belum berhasil mengembangkan suatu kernel sistem operasi yang menjadi target utamanya. Ada beberapa penyebab kegagalannya, salah satunya yang mendasar adalah sistem operasi tersebut dikembangkan oleh sekelompok kecil pengembang, dan tidak melibatkan komunitas yang lebih luas dalam pengembangannya.

           Pada tahun 1991, seorang mahasiswa S2 di Finland mulai mengembangkan suatu sistem operasi yang disebutnya Linux. Dalam pengembangannya Linus Torvalds melempar kode program dari Linux ke komunitas terbuka untuk dikembangkan bersama. Komunitas Linux terus berkembang dimana kemudian akhirnya melahirkan distribusi-distribusi Linux yang berbeda tetapi mempunyai pondasi yang sama yaitu kernel Linux dan librari GNU glibc seperti RedHat, SuSE, Mandrake, Slackware, dan Debian dan lainnya. Beberapa dari distribusi di atas ada yang bertahan dan besar, bahkan sampai menghasilkan distro turunan, contohnya adalah Distro Debian GNU/Linux. Distro ini telah menghasilkan puluhan distro anak, antara lain Ubuntu, Knoppix, Xandros, dan lainnya.

             Kontribusi utama lain dari FSF selain perangkat lunak adalah lisensi GPL (GNU public License), dimana lisensi ini memberi kebebasan bagi penggunanya untuk menggunakan dan melihat kode program, memodifikasi dan mendistribusi ulang peranti lunak tersebut dan juga jaminan kebebasan untuk menjadikan hasil modifikasi tersebut tetap bebas didistribusikan. Linus Torvalds juga menggunakan lisensi ini dalam pengembangan dasar Linux.

         Seiring dengan semakin stabilnya rilis dari distribusi Linux, semakin meningkat juga minat terhadap peranti lunak yang bebas untuk di sharing seperti Linux dan GNU tersebut, juga meningkatkan kebutuhan untuk mendefinisikan jenis peranti lunak tersebut.

           Akan tetapi teminologi “free” yang dimaksud oleh FSF menimbulkan banyak persepsi dari tiap orang. Sebagian mengartikan kebebasan sebagaimana yang dimaksud dalam GPL, dan sebagian lagi mengartikan untuk arti gratis dalam ekonomi. Para eksekutif di dunia bisnis juga merasa khawatir karena keberadaan perangkat lunak gratis dianggap aneh.

          Kondisi ini mendorong munculnya terminologi “open source” dalam tahun 1998, yang juga mendorong terbentuknya OSI (Open Source Initiative) suatu organisasi nirlaba yang mendorong pemasyarakatan dan penyatuan “Open Source”, yang diinisiasi oleh Eric Raymond dan timnya.

Beberapa Contoh Software Open Source



        Jika kita browsing di Internet dengan kata kunci open source maka akan ditampilkan daftar beberapa situs yang memuat sorftware bersifat open source. Masing-masing situs berbeda dalam menyajikan software yang dapat didownload secara gratis tersebut. 
Software tersebut juga dikelompokkan berdasarkan kategori, sebagai bahan pembanding berikut ini diambil dari salah satu situs yang memuat software berdasarkan kategori : 
         
Database           : Tuxx Racer, KeePass Password Save
Desktop             : GNU/Win32, KeePass Password Save
Development    : Dev-C++, ZK - Ajax but no Javascript
- Enterprise         : Compiere ERP + CRM Business Solution, JasperReports - Java  

                                  Reporting
- Games               : ZSNES, KoLmafia
- Multimedia        : Weka--Machine Learning Software in Java, ZK - Ajax but no 

                                JavaScript
- Networking      : FileZilla
- Security            : Eraser, KeePass Password Safe
- Hardware         : Tcl, Open HPI
- SysAdmin        : TightVNC, phpMyAdmin
- VoIP                  : trixbox, freePBX
- CMS                   : Atutor, os-Commerce, Joomla, Mambo, Moodle




  7 Perusahaan Open Source Terbesar di Dunia



         Jaman sekarang open source merupakan suatu hal sudah populer di kalangan orang yang mengerti teknologi. Hampir semua kegiatan open source di dunia itu akhirnya menjadi sebuah perusahaan yang terbilang besar dan sukses. Inilah 7 Perusahaan Open Source Terbesar di Dunia.


 1. Oracle







        Pada dahulu kala Oracle membeli Sun Microsystem yang merupakan salah satu perusahaan open source terbesar di dunia dengan produknya yang bernama Open Office. Oracle itu menyediakan berbagai macam aplikasi databse dan jaringan yang sebagiannya bersifat open source.

2. Google
        Google merupakan mesin pencari nomor satu di dunia. Hampir semua komputer yang digunakan oleh Google itu menggunakan software yang bersifat open source. Selain itu juga google memiliki produk open source terbaik mereka yang bernama Android. Selain itu juga Google selalu menyumbangkan sebagian besar penghasilan mereka itu untu7k mendukung beberapa proyek open source dan kita juga bsia mengikuti proyek open source-nya google yang bernama Google Code.

3. IBM


         IBM merupakan perusahaan komputer terbesar di dunia dan perusahaan dibalik software office yang bersifat open source yang bernama IBM Lotus. Selain itu juga IBM juga ikut mendukung gerakan open source.


4. Samsung


        Samsung merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan perangkat mobile seperti Handphone dan PC Tablet terbesar di dunia. Hampir semua perngakat buatan samsung itu terinstal OS yang bersifat open source, seperti Android dan Bada OS (OS Open Source buatan Samsung).

5. Cannonical


        Cannonical merupakan perusahaan dibalik pembuatan Distro Linux Ubuntu. Mayoritas orang itu lebih mengenal linux ubuntu dripada Cannonical. Selian itu juga cannonical menyediakan toko musik online untuk pengguna linux ubuntu.


6. Wordpress



          Wordpress merupakan perusahaan layanan blogging yang bersifat open source terbesar di dunia. Hampir sebagian besar website besar di dunia, toko online dan jejring sosial menggunakan engine wordpress dikarenakan mudah digunakan.


7. RedHat


           RedHat merupakan perusahaan distro linux terbesar di dunia. Sebagian besar OS Linux Server menggunakan distro RedHat. Nama perusahaan ini berasal dari sebuah ‘topi merah” (redhat) dari pendirinya.



Close Source


Penjelasan Tentang Close Source



         Closed source adalah istilah untuk perangkat lunak dirilis atau didistribusikan tanpa source code yang bersangkutan Pada umumnya, artinya hanya binari dari program komputer didistribusikan dan lisensi tidak memberikan akses ke kode sumber program.Kode sumber dari program tersebut dapat dianggap sebagai rahasia dagang perusahaan. Akses ke kode sumber oleh pihak ketiga umumnya memerlukan partai untuk menandatangani perjanjian non-disclosureIstilah ini banyak digunakan oleh media.Contoh source software freeware tertutup adalah Adobe reader dan Skype, contoh perangkat lunak komersial closed source termasuk Microsoft Office 2010 dan WinRAR.




              Perangkat lunak sumber tertutup (yaitu Microsoft Windows dan Office) dikembangkan oleh satu orang atau perusahaan. Hanya produk akhir yang dijalankan pada komputer Anda yang tersedia, sedangkan semua kode sumber penting atau resep untuk membuat perangkat lunak yang dirahasiakan. Software ini biasanya hak cipta atau paten dan secara hukum dilindungi sebagai kekayaan intelektual. Pemilik perangkat lunak mendistribusikan perangkat lunak secara langsung atau melalui vendor untuk Anda pengguna akhir. Anda tidak dapat secara legal memberikannya, salin atau memodifikasinya dengan cara apapun kecuali Anda memiliki lisensi khusus atau izin untuk melakukannya.Perangkat lunak Open Source hampir berlawanan (yaitu Redhat Linux, Open Office) dan bebas untuk menggunakan dan mendistribusikan asalkan kondisi tertentu terpenuhiAnda dapat membuat perubahan dan kemudian bahkan menjual perangkat lunak, asalkan anda menyediakan kode sumber yang dimodifikasi menentukan bit mana berubah anda hanya akan menjual satu salinan. Orang yang Anda menjualnya untuk kemudian dapat mendistribusikan ulang secara bebas. Perangkat lunak ini disediakan tanpa jaminan, sehingga pengguna tidak dapat menuntut siapa pun kalau rusakDi bawah ini adalah perbandingan cepat dari kekuatan dan kelemahan dari perangkat lunak terbuka dan tertutup.Source software tertutup diciptakan untuk memenuhi kebutuhan di pasar.Contoh besar adalah sistem operasi Linux (alternatif untuk Windows) dan Open Office (alternatif untuk Microsoft Office).Tidak seperti perangkat lunak sumber tertutup, perangkat lunak ini biasanya disediakan tanpa jaminan dan Anda memiliki jalan lain harus kerusakan perangkat lunak atau tidak melakukan, juga tidak ada jaminan dokumentasi yang baik atau dukungan.Paket perangkat lunak open source telah memiliki catatan keamanan yang lebih baik dari perangkat lunak sumber tertutup. Sebagai program open source biasanya berasal untuk digunakan oleh orang-orang berpengalaman yang menulis mereka, keamanan lebih diutamakan daripada kenyamanan. Contoh yang baik adalah cara Microsoft Outlook Express penawaran dengan email dibandingkan dengan setara Linux atau Unix. Di Linux, pertama Anda harus menyimpan lampiran ke disk, menandainya sebagai executable (yaitu program yang Anda ingin untuk menjalankan) dan kemudian menjalankannya. Outlook Express memiliki jendela pratinjau berjalan secara default, jadi ketika Anda mengklik pada pesan, Outlook secara otomatis masuk mengendus sekitar apa pun yang di pesan - jika ada sesuatu yang berbahaya dalam pesan, Anda mungkin akan terinfeksi.IntinyaBaik open source dan perangkat lunak sumber tertutup jauh dari sempurna. Jika Anda baru untuk komputer maka perangkat lunak sumber tertutup mungkin untuk Anda, karena biaya pelatihan dan mendapatkan diri Anda kompeten akan melebihi mendapatkan biaya untuk membeli lebih mudah untuk menggunakan perangkat lunak. Dukungan yang ditawarkan oleh perusahaan closed source di Afrika cenderung lebih baik daripada pesaing open source. Ada perusahaan yang menawarkan dukungan dibayar untuk perangkat lunak open source, tapi sekali lagi ini masih relatif kecil di Afrika.Di sisi lain, perangkat lunak open source adalah penangkapan dengan cepat dengan rekan-rekan tertutup sumber. Beberapa versi atau distribusi Linux dapat diinstal sama sekali tanpa harus menyentuh keyboard dan proyek sedang berjalan untuk meningkatkan dokumentasi yang tersedia untuk perangkat lunak open source.Juga sebagai melek komputer secara keseluruhan meningkatkan sebagai komputer menjadi lebih luas, perangkat lunak open source akan menjadi lebih menarik.

 Open source software vs Closed Source Software

     Komunitas pendukung open source dan software gratis mengatakan bahwa model pengembangan dengan open source software merupakan hal yang baik untuk meningkatkan kehandalan dan keamanan suatu software karena akan banyak pihak yang terlibat dalam perbaikan bugs serta kelemahan-kelemahan software tersebut.  Pendapat ini memperoleh tentangan dari pihak-pihak lain, terutama pihak pengembang software komersial karena terbukanya akses ke kode program akan memberikan hal yang menguntungkan bagi para hacker untuk dengan mudah mengetahui kelemahan-kelemahan suatu sistem dan menggunakan kelemahan-kelemahan tersebut untuk melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan pengguna dan pembuat software. Jadi manakah yang lebih baik dalam hal keamanan, open source software atau Closed Source Software ?


     Model pengembangan open source software dapat memberikan perbaikan dalam hal keamanan suatu software dan hal ini memang diakui oleh banyak pihak, termasuk pengembang software komersial yang menentang model ini. Akan tetapi, jika pada software yang dikembangkan dengan model ini ternyata masih terdapat bugs dan kelemahan yang kemudian merugikan pengguna software tersebut, maka siapakah yang harus bertanggung jawab? Programmer  yang membuat software, orang-orang yang berkontribusi dalam memperbaiki program, penyedia program atau pengguna software itu sendiri? Dengan semakin kritisnya fungsi dari suatu software, maka hal ini akan menjadi semakin penting. Sebaliknya untuk model pengembangan Closed Source Software, pihak yang bertanggung jawab tentu saja pengembang software dan mereka tentu saja akan berusaha memberikan tingkat keamanan tertinggi untuk software yang mereka produksi. Mereka akan menginvestasikan semua yang hal yang diperlukan untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap produk mereka.
     Kebebasan untuk mengakses kode program suatu software akan memberikan kemudahan bagi banyak programmer untuk ikut ambil bagian dalam melihat, mempelajari dan memperbaiki software tersebut. Selain itu, dengan metode lisensi tertentu, mereka dapat mengembangkan dan mengimplementasikan software yang mereka perbaiki. Akan tetapi, perlu disadari bahwa hal ini sama sekali tidak menjamin bahwa software tersebut akan menjadi aman karenanya. Pengalaman menunjukkan bahwa para pengembang yang mengakses kode program tersebut cenderung untuk mengubahnya daripada menganalisa kelemahan dan memperbaikinya sementara para programmer yang mengakses kode program tersebut cenderung menggunakannya untuk membangun dan memelihara sistem mereka sendiri. Kecenderungan lainnya adalah bahwa tidak semua software yang kode programnya dibuka untuk umum akan dilihat oleh pengguna akses. Mereka lebih tertarik untuk melihat kode program yang terkenal dan perlu dicatat bahwa tidak semua bagian akan mereka lihat.
     Kebebasan yang tak terbatas bagi tiap orang untuk mengakses kode program merupakan pedang bermata dua bagi software itu sendiri. Hal ini disebabkan karena kebebasan ini memberikan informasi tentang kelemahan software. Kemudian, yang terjadi adalah eksploitasi kelemahan. Para hacker  akan menggunakan kelemahan ini untuk melakukan hal-hal yang dapat merugikan pengguna software tersebut. Akibatnya akan lebih buruk jika software tersebut merupakan software yang vital bagi pengguna karena akan memungkinkan terjadinya penipuan, pencurian identitas, pencurian informasi, dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh-contoh eksploitasi kelemahan yang terjadi pada software yang dikembangkan dengan model open source :
  • Ditemukannya cacat pada bahasa pemrograman PHP yang mengakibatkan rentannya kurang lebih 9.000.000 situs terhadap serangan hacker.
  • Adanya bug pada program enkripsi Open SSH yang digunakan untuk mengamankan komunikasi antara komputer yang berbasis linux sehingga komputer tersebut rentan terhadap serangan dari luar.
  • Cacat pada software Zlib Compression Library yang menyebabkan sistem linux sebagai sasaran potensial bagi para hacker.
     Kemampuan untuk setiap programmer untuk memberikan kontribusi perbaikan kode program memang memberikan kemungkinan yang lebih besar dalam menemukan solusi masalah keamanan. Tapi hal ini tidaklah menjamin kualitas perbaikan yang telah dilakukan. Lebih jauh lagi, banyak bukti yang menyatakan bahwa model pengembangan open source software membutuhkan lebih banyak waktu dan biaya dalam pelaksanaannya. Hal ini tidak terjadi pada model pengembangan Closed Source Software. Sayangnya, programmer handal yang mampu menangani masalah pengembangan keamanan software sangatlah terbatas jumlahnya. Akibatnya, para pengembang software komersial kesulitan untuk memiliki tenaga ahli seperti ini dan kalaupun ada, maka diperlukan biaya yang tinggi untuk membayar tenaga mereka. Dengan semakin tingginya tuntutan konsumen akan keamanan maka mau tidak mau, pengembang software komersial harus bersedia menyediakan biaya lebih untuk membayar tenaga ahli ini dan menginvestasikan sejumlah anggaran untuk pelatihan tenaga ahli yang mereka butuhkan.
     Evaluasi lengkap dari suatu kode program untuk mendapatkan tingkat keamanan yang tinggi merupakan proses yang amat sulit, terutama untuk software yang besar dan kompleks, seperti Sistem Operasi. Selain itu, dengan bertambahnya jaringan dan komputer yang saling bergantung akan membutuhkan tingkat pengujian dan implementasi software yang lebih baik lagi dan peningkatan ini akan semakin besar seiring dengan semakin besarnya komunitas internet. Akibatnya adalah semakin banyaknya waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk menguji software yang dikembangkan. Hal ini merupakan masalah besar bagi para pengembang open source software karena semuanya harus ditanggung oleh mereka sedangkan bagi para pengembang software komersial hal ini tidak begitu menjadi masalah karena mereka memiliki anggaran yang diambil dari keuntungan mereka.
     Untuk memperoleh sertifikasi dari pemerintah bagi software yang dikembangkan dengam model open source software, merupakan hal yang sulit terutama dalam proses dan biaya. Bahkan dengan dana yang cukup, terdistribusinya kontribusi kode program dan kurangnya dokumentasi yang seragam dari para kontributor pada tiap komponen dan sub-komponen dari software tersebut akan mempersulit sertifikasi. Proses ini akan semakin sulit karena proses sertifikasi harus mengikutsertakan fitur-fitur tambahan dan sub-komponen yang ditambahkan ke dalam software seiring dengan munculnya perbaikan-perbaikan baru dari kontributor.
     Pengembang software dengan model Closed Source mengembangkan software yang mereka produksi dengan menggunakan programmer-programmer yang mereka miliki. Dari survei pemakaian serta pengaduan yang dikirimkan oleh pengguna software mereka akan mengetahui bugs serta kelemahan yang masih terlewatkan saat pembuatan software serta melakukan semua perbaikan yang dibutuhkan untuk menghilangkan bugs serta kelemahan tersebut. Perbaikan yang dilakukan setelah software tersebut diluncurkan akan diberikan kepada konsumen melalui patch-patch yang dapat di download oleh konsumen melalui internet. Akan tetapi, dengan semakin banyaknya pengaduan yang dikirimkan konsumen, pihak pengembang akan kesulitan untuk memprioritaskan perbaikan yang harus dilakukan dan keberhasilan yang diperoleh tidak hanya akan bergantung pada berapa banyak kelemahan yang diidentifikasi dan diperbaiki, tetapi juga pada berapa banyak perbaikan ini dipasang dan digunakan.
     Masalah keamanan merupakan masalah yang sangat kompleks dan rumit. Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat diketahui bahwa model pengembangan memiliki efek yang netral terhadap masalah keamanan. Setiap model pengembangan memiliki peranan masing-masing yang penting dalam menciptakan software yang handal dan aman dan setiap model memiliki kelebihan dan kekurangan masing yang saling melengkapi satu sama lain. 

Close Source Softwere 
       
       Tidak diperkenankan dengan alasan apapun untuk menggunakan software dalam kategori ini tanpa adanya kepemilikan dengan syah dalam arti 100% asli. Anda harus mengeluarkan "kocek" agar dapat menggunakan software ini dengan aman dan nyaman, jika melanggar bisa jadi komputer Anda akan di"amankan" oleh petugas yang berwenang.
  Tidak dipungkiri, di beberapa negara termasuk Indonesia lebih dari 60% masih menggunakan produk "bajakan". Mengapa hal ini bisa terjadi? Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, dan faktor utamanya disebabkan tingginya harga software tersebut. Tidak sebanding dengan kemampuan daya beli masyarakat Indonesia yang masih minim.
Software dalam kategori ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian :
1. Operating System (Sistem Operasi), contoh : Microsoft Windows
2. Languages (Bahasa Pemrograman), contoh : Visual Basic, ASP, Pascal
3. Web Browser, contoh : Internet Explorer
4. Aplication (Aplikasi), contoh : Adobe Photoshop, CorelDraw
5. Office Suites (Aplikasi perkantoran), contoh : Microsoft Office
6. Server Aplication (Server), contoh : ColdFusion, IIS
7. Antivirus, contoh : Norton Antivirus, McAfee
8. Games, contoh : FIFA 2006, Winning Eleven, Spiderman

Windonws (Close Source) Vs Linux (Open Source)

         Windonws (Close Source) Vs Linux (Open Source) bukan merupakan hal baru lagi dalam dunia teknologi informasi. Sudah terjadi cukup lama perdebatan antara Close Source dan Opensource ini.
Berikut ini saya akan menjabarkan perbedaan antar Close Source dan Open Source :

Open Source
  1. Sistem Operasi tersedia secara gratis.
  2. Seluruh Aplikasi  yang ada pada Open Source tersedia secara gratis juga
  3. Setiap orang berhak untuk ikut andil dalam pengembangan dari software atau Sistem Operasi dari Opensource.
  4. Mendukung seluruh hardware.
  5. Tidak Memerlukan Antivirus sebagai Protector
  6. Sistem Operasi yang multi fungsi
Close Source
  1. Sistem Operasi sebelum digunakana secara full kita harus membeli Lisensi kepada Windows.
  2. Memerlukan sebuah software Antivirus untuk proteksi dari virus.

Free Softwere


 Definisi Free Softwere ( Perangkat Lunak )



       Perangkat lunak bebas adalah perihal kebebasan, bukan harga. Untuk memahami konsep ini, Anda harus berpikir tentang “kebebasan berbicara”, bukan “minuman gratis”.
Perangkat lunak bebas adalah tentang kebebasan para pengguna untuk menjalankan, menyalin, mendistribusikan, mempelajari, mengubah dan meningkatkan kinerja perangkat lunak. Hal ini berarti bahwa pengguna program memiliki empat kebebasan yang mendasar:
  • Kebebasan untuk menjalankan program, untuk tujuan apa saja (kebebasan 0 ).
  • Kebebasan untuk mempelajari bagaimana program itu bekerja, dan mengubahnya sesuai keinginan anda (kebebasan 1). Akses ke kode sumber program merupakan suatu prasyarat untuk poin ini.
  • Kebebasan untuk mengedarkan salinan dari perangkat lunak, sehingga Anda dapat membantu sesama (kebebasan 2).
  • Kebebasan untuk memperbaiki program, dan mempublikasikan versi perbaikan Anda ke khalayak umum sehingga orang lain dapat menikmati keuntungannya (kebebasan 3). Akses pada kode program merupakan suatu prasyarat juga.

      Suatu program merupakan perangkat lunak bebas, bila setiap pengguna memiliki semua dari kebebasan tersebut. Dengan demikian, Anda seharusnya bebas untuk menyebarluaskan salinan program, baik dengan atau tanpa modifikasi, secara gratis atau pun dengan memungut biaya penyebarluasan, kepada siapapun dan dimanapun. Kebebasan untuk melakukan hal-hal ini berarti (antara lain) bahwa Anda tidak harus meminta atau pun membayar untuk mendapatkan ijin guna melakukan hal hal tersebut.
      Anda juga seharusnya memiliki kebebasan untuk membuat modifikasi dan menggunakannya secara pribadi dalam pekerjaan anda sendiri atau untuk sekedar bermain main, bahkan tanpa perlu mengumumkan bahwa mereka (program yang anda modifikasi) ada. Dan jika Anda menerbitkan perubahan Anda, Anda tidak perlu memberitahu orang tertentu, atau dengan cara tertentu.
       Kebebasan untuk menjalankan program berarti kebebasan bagi setiap tipe orang atau organisasi untuk menggunakan program tersebut pada sistem komputer jenis apa pun, untuk setiap jenis pekerjaan secara keseluruhan dan tujuan apapun, tanpa perlu untuk mengadakan pembicaraan tentang hal itu dengan pengembang atau pun pihak lainnya secara khusus. Dalam kebebasan ini, tujuan pengguna adalah yang penting, bukan tujuan pengembang; Anda sebagai pengguna dapat bebas untuk menjalankan program untuk tujuan-tujuan Anda, dan jika kemudian Anda membagikan program itu kepada orang lain, maka dia bebas untuk menjalankannya sesuai keperluannya, dan Anda tidak berhak untuk memaksakan tujuan Anda kepadanya.
      Kebebasan untuk menyebarluaskan hasil penggandaan, harus termasuk bentuk biner atau executable, serta kode sumber, baik untuk versi modifikasi maupun tidak dimodifikasi. (Mendistribusikan program dalam bentuk dapat dijalankan secara langsung diperlukan agar mudah diinstal pada sistem operasi bebas.) Tidaklah menjadi masalah jika tidak ada cara untuk memproduksi bentuk biner atau executable suatu program tertentu (karena beberapa bahasa tidak mendukung fitur itu), tetapi Anda harus memberikan kebebasan untuk mendistribusikan kembali bentuk tersebut (biner atau executable) yang seharusnya anda temukan atau mengembangkan cara untuk membuat mereka.
     Agar kebebasan untuk melakukan perubahan, serta mempublikasikan versi perbaikan, menjadi bermakna, Anda harus memiliki akses ke kode sumber program. Oleh karena itu, aksesibilitas dari kode sumber adalah syarat mutlak untuk perangkat lunak bebas.
       Kebebasan 1 mencakup kebebasan untuk menggunakan versi perubahan pada tempat asalnya. Jika program disampaikan dalam sebuah produk yang didesain untuk menjalankan versi perubahan milik seseorang tetapi menolak untuk menjalankan versi perubahan Anda - suatu praktek yang dikenal sebagai “tivoization” atau (melalui daftar hitam) sebagai “secure boot” - kebebasan 1 menjadi fiksi teoretis belaka daripada sebuah praktek kebebasan. Hal ini tidaklah cukup. Dengan kata lain, binari ini bukanlah perangkat lunak bebas meskipun dikompilasi dari kode sumber yang gratis.
      Salah satu cara penting untuk memodifikasi sebuah program adalah dengan menggabungkan subrutin subrutin dan modul modul yang tersedia secara bebas. Jika lisensi sebuah program mengatakan bahwa Anda tidak bisa bergabung kedalam sebuah lisensi sesuai modul yang sudah ada, seperti jika lisensi itu mengharuskan anda untuk menjadi pemegang hak cipta kode apapun yang Anda tambahkan, maka lisensi tersebut terlalu ketat untuk memenuhi syarat sebagai lisensi bebas.
        Agar kebebasan tersebut menjadi nyata, maka mereka harus bersifat permanen dan tidak dapat dibatalkan selama anda tidak melakukan hal apa pun yang salah, jika pengembang perangkat lunak memiliki kekuatan untuk mencabut lisensi, atau sampai merubah istilah, tanpa anda melakukan sesuatu yang salah yang memberikan sebab untuk pencabutan itu, maka perangkat lunak itu tidak bebas.
       Namun demikian, aturan tertentu mengenai tata cara pendistribusian perangkat lunak bebas dapat saja diterima, jika mereka tidak bertentangan dengan hakikat inti dari kebebasan. Sebagai contoh, copyleft adalah aturan bahwa ketika mendistribusikan program, Anda tidak dapat menambahkan larangan untuk menyangkal orang lain dari hakikat inti kebebasan. Aturan ini tidak bertentangan dengan hakikat inti dari kebebasan itu sendiri, justru melindungi mereka.
       Perangkat lunak bebas bukan berarti perangkat lunak non-komersial. Sebuah program bebas harus tersedia untuk penggunaan komersial, pengembangan komersial, dan distribusi komersial. Pengembangan komersial dari perangkat lunak bebas bukan lagi hal yang aneh; bebas seperti perangkat lunak komersial adalah sangat penting. Anda mungkin harus membayar untuk mendapatkan salinan perangkat lunak bebas, atau mungkin juga anda mendapatkannya secara cuma-cuma. Tetapi terlepas dari cara Anda mendapatkan salinan, Anda selalu memiliki kebebasan untuk menyalin dan mengubah perangkat lunak, bahkan untuk menjual salinan.
       Apakah sebuah modifikasi merupakan suatu perbaikan adalah masalah subjektif. Jika modifikasi yang Anda lakukan terbatas-secara substansi, pada modifikasi yang orang lain menganggapnya sebagai perbaikan. Itu bukanlah kebebasan
       Namun, aturan tentang bagaimana mengemas versi modifikasi dapat diterima, jika tidak secara efektif membatasi kebebasan Anda untuk mempublikasikan ulang modifikasinya, atau kebebasan untuk membuat dan menggunakan versi modifikasi pribadi. Aturan bahwajika Anda membuat versi anda tersedia dalam cara ini, Anda harus membuatnya tersedia dalam cara itu adalah dapat diterima, pada kondisi yang sama. (Perhatikan bahwa aturan tersebut masih meninggalkan anda pilihan apakah akan menerbitkan versi Anda.) Aturan yang memerlukan pelepasan kode sumber kepada para pengguna untuk versi yang Anda masukkan ke dalam penggunaan publik juga dapat diterima. Hal ini juga dapat diterima untuk lisensi yang membutuhkan itu, jika Anda memiliki versi modifikasi yang telah didistribusikan dan pengembang sebelumnya meminta salinannya, Anda harus mengirimkannya salinan dari program itu, atau bahwa Anda mengidentifikasi diri Anda pada versi modifikasi anda.Dalam proyek GNU, copyleft digunakan untuk melindungi kebebasan tersebut secara legal bagi semua orang. Akan tetapi perangkat lunak non-copyleft juga ada.
        Terkadang pemerintah mengeluarkan aturan pembatasan ekspor dan sanksi perdagangan yang dapat membatasi kebebasan Anda untuk menyebarkan salinan program secara internasional. Pengembang perangkat lunak memang tidak memiliki kekuatan untuk meniadakan atau mengesampingkan pembatasan ini, tapi apa yang mereka dapat dan harus lakukan ialah menolak untuk menetapkan mereka (aturan pembatasan) sebagai prasyarat dari program. Dengan cara ini, pembatasan tidak akan mempengaruhi kegiatan dan orang-orang di luar wilayah hukum pemerintah tersebut. Jadi, lisensi perangkat lunak bebas tidak boleh mengharuskan mentaati peraturan ekspor sebagai salah satu syarat penting kebebasan.
       Ketika berbicara tentang perangkat lunak bebas, sebaiknya jangan menggunakan istilah seperti membagi-bagikan atau gratis, karena istilah tersebut menyiratkan soal harga, dan bukannya kebebasan.Akhirnya, perhatikan bahwa kriteria seperti yang dinyatakan dalam definisi perangkat lunak bebas ini memerlukan pemikiran yang cermat untuk interpretasi mereka. Jika sebuah lisensi perangkat lunak menetapkan pembatasan, maka ia bukanlah lisensi perangkat lunak bebas.



  Karakteristik Free Softwere


               Free Software lebih mengarah kepada bebas penggunaan tetapi tidak harus gratis. Pada kenyataannya, namanya adalah karena bebas untuk mencoba perangkat lunak sumber terbuka (Open Source) dan di sanalah letak inti dari kebebasan: program-program di bawah GPL, sekali diperoleh dapat digunakan, disalin, dimodifikasi dan didistribusikan secara bebas. Jadi free software tidak mengarah kepada gratis pembelian tetapi penggunaan dan distribusi. Begitu keluar dari lisensi kita dapat menemukan berbagai cara untuk mendistribusikan perangkat lunak, termasuk freeware, shareware atau Adware. Klasifikasi ini mempengaruhi cara di mana program dipasarkan, dan independen dari lisensi perangkat lunak mana mereka berasal.






         Dengan pola open source orang dapat membuat dan mengembangkan apa yang disebut dengan free software. Software ini dapat digunakan tanpa perlu membayar lisensi atau hak cipta karena memang dikembangkan dengan pola open source. Jadi, dengan pola open source orang dapat mengembangkan software dan mempublikasikannya dengan bebas melalui internet. Maka tidak heran apabila kita akan banyak menemukan free software ini di internet dan bisa secara bebas mendownloadnya tanpa perlu membayar uang sepeser pun kepada pengembang software tersebut.
        Free software disini juga bukan program kacangan. Anggapan bahwa barang yang gratis jelek kualitasnya tidak berlaku buat free software. Karena sudah terbukti kehandalannya. Dan karena free software berbasis open source maka software tersebut sudah melalui proses perbaikan yang terus menerus. Jadi tidak ada alasan tidak mau menggunakan free software ini dengan alasan kualitasnya yang tidak baik.
        Dengan karakteristik yang telah disebutkan di atas maka tidak salah apabila kita menaruh harapan pada open source ini sebagai platform alternatif yang bisa kita gunakan dalam komputer kita. Penerapan pola open source di Indonesia juga dapat menghilangkan pemakaian software komersial secara ilegal dan memungkinkan bangsa Indonesia dikenal karya ciptanya dengan ikut mengembangkan open source software.
   Contoh - Contoh Free Softwere
     Free software dikenal juga sebagai Freed Software, Liberated Software (software libre) atau FRS (freely redistributably software). Kata "FREE" disini bukan berarti bebas tanpa aturan untuk menyalin, memodifikasi, dan mendistribusikan namun semua itu ada aturan dan syaratnya yang harus dipatuhi oleh pengembang dan penggunanya. Persyaratan tersebut tertuang dalam lisensi yang digunakan oleh Free Software. Jadi bukan berarti Free Software tidak berlisensi. Pada akhirnya timbul kesalahpahaman bahwa layanan yang diberikan dengan menggunakan Free Software itu tidak boleh dikomersilkan alias harus selalu gratis. Ini yang sering menyebabkan pengadopsian Free Software dalam suatu model bisnis yang dapat diterima menjadi sulit. Sebagai contoh rekan-rekan yang menjual CDROM berisi GNU/Linux GPL dianggap juga membajak dan tidak etis (padahal yang dilakukan adalah menjual layanan penyalinan dan menjual media CDROM tersebut).
Beberapa contoh software dalam kelompok ini adalah :

1.
Operating System (Sistem Operasi)    : Linux atau GNU/Linux, FreeBSD, dan GNUBSD
2.
Languages (bahasa Pemrograman)    : GNU C/C++, Perl, Phyton, dan Tcl
3.
Windowing System (System Window) : The X Window System dan Xfree86
4.
Web Browser                                      : Mozilla FireFox, Opera, adn Netscape Navigator
5.
Desktop                                              : GNOME, KDE, dan GNUStepXfee
6.
Aplication (Aplikasi)                             : ABIWord dan GNU Image Manipulation Program (GIMP)
7.
Office Suites (Aplikasi Perkantoran)    : OpenOffice dan Koffice
8.
Server                                                 : Samba, Apache, PhP, Zope, MySql, dan PostgreSQL